Langsung ke konten utama

Resensi Novel Welcome Home, Rain


Welcome Home, Rain menceritakan kisah Kei dan Ghi. Lebih condong ke Kei sebenarnya. Kei adalah mahasiswi yang sempat tenar karena menjadi teman duet Ghi. Ghi saat itu adalah penyanyi yang tengah tenar. Duet Kei dan Ghi menjadi sangat populer karena lagu yang mereka bawakan sungguh mengena. Lagu tersebut berjudul Welcome Home, Rain.

Sayang Kei saat itu terkena skandal. Ia dianggap berselingkuh. Kei adalah pacar Ghi pula. Saat mereka tengah naik daun, Kei malah kedapatan berselingkuh dengan bos perusahaan rekaman ternama. Sayang sekali dan sungguh memilukan karena saat itu Kei sangat-sangat tertangkap basah oleh beberapa wartawan, plus saat itu juga Ghi memergoki hal keji tersebut.

Novel ini mengisahkan tentang kehidupan setelah skandal itu selesai. Masih bisa dirasakan efeknya oleh Kei karena ia memang pihak yang sangat terduga bersalah. Kei selalu mendapatkan perlakuan buruk oleh banyak orang; tetangga, teman kampus, bahkan orang tak ia kenal sekali pun.

Padahal, Kei sudah merelakan kariernya hancur. Hidupnya semakin tidak memuaskan karena Kei pun sekarang hidup melarat. Yang membuatnya semakin terbebani adalah Mama Kei yang masih ingin hidup kaya padahal semenjak Papa Kei tak ada, hidup mereka telah merosot ke arah yang tak terduga.

Lalu, bagaimana hidup Kei berlanjut? Masalah semakin membelenggu Kei saat ia harus kembali berduet dengan Ghi. Kei mau tak mau harus berduet dengan Ghi. Padahal, cowok itu berusaha keras untuk menjauhi duet dengan Kei. Keduanya harus bertemu kembali, keduanya harus merasakan sakit dan pilu lagi dengan kondisi paska remuk redamnya hati mereka.

Membaca novel ini, saya sangat merasa puas. Ceritanya sangat-sangat realistis dan dramatis. Meskipun begitu, novel ini tidak berlebihan dalam setiap aspek intrinsiknya. Lalu, bicara tentang aspek ekstrinsik, Suarcani yang mana orang Bali sangat memengaruhi cerita latar belakang Ghi.

Mari kita bicara tentang kelebihan-kelebihan novel ini. Hal pertama yang ingin saya bahas adalah tentang konfliknya yang sangat greget. Bisa dibilang konflik membuat novel ini seru. Salah satunya adalah masalah hubungan Kei dengan Mama Kei. Sungguh, hal ini membuat saya sangat frustrasi. Kenapa? Karena Kei dihadapkan pada banyak dilema. Bayangkan kamu misalkan memiliki orang tua yang tinggal satu-satunya dengan kamu, tetapi karakternya selalu membuat kamu jatuh dan membuat hidupmu sengsara. Pasti bakal tidak nyaman, kan? Tetapi, kamu tentu saja tidak bisa meninggalkan dirinya jika kamu tidak ingin dicap sebagai anak durhaka? Terlebih saat orangtua menyebalkanmu itu sakit. Anak mana yang tega menelantarkan orangtua dengan watak dan kondisi demikian?

Kelebihan kedua adalah tentang cerita berbobotnya yang membahas banyak hal tetapi penulis seakan ringkas dan mampu menyajikannya dengan baik. Bagaimana tidak, banyak lho hal yang dibahas di novel ini, sebut saja tentang skandal Kei, hubungan pelik Kei dengan Mama Kei, hubungan yang rumit antara Kei dan Ghi, masalah preferensi seksual, depresi, perjodohan, dunia hiburan, hubungan disharmonis Ghi dan orangtuanya di Bali, tentang mimpi dan ambisi,  serta banyak lagi. Suarcani seakan-akan menyajikan hidangan lengkap dengan cita rasa yang menggugah di setiap makanannya. Hal itu membuat penikmat hidangan alias pembaca bisa kenyang sekaligus terpuaskan dengan sajiannya.

Lalu, selajutnya adalah tentang amanat novel ini yang nendang. Hal paling mengena versi saya adalah tentang bagaimana kita tidak boleh memandang suatu masalah dari satu sudut pandang saja. Kita haruslah jeli saat melihat masalah. Kenapa kita harus jeli? Agar tak ada salah paham yang membututi pada akhirnya. Seperti dalam novel ini Ghi selalu memandang Kei sebelah mata semenjak kejadian yang ia anggap pengkhianatan, padahal sebenarnya ada hal-hal yang perlu Ghi tahu. Ia telah memilih untuk masa bodoh terlebih dahulu, ia memilih untuk mengikuti emosinya yang kadung dikuasai benci dan murka. Padahal Kei punya alasan-alasan kuat kenapa ia berselingkuh dan berpaling dari seorang Ghi yang mana telah mewarnai dunianya selama ini.

Maka, saat membaca novel ini pembaca sangat saya sarankan untuk membuka hati lebar-lebar. Jangan mudah terjebak asumsi diri sendiri saat membaca novel ini. Mungkin akan banyak hal yang akan kamu rasakan sebagai hal yang kontroversial, tetapi tidak ada salahnya untuk bersabar terlebih dahulu. Karena cerita ini akan membuka mata hatimu hingga lapang dan pelan-pelan membuatmu menjadi orang yang teguh seperti karakter-karakternya; Kei, Ghi, dll. Mereka semua benar-benar menginspirasi saya. Pokoknya jangan lupa ya untuk membaca novel ini. Kisahnya sangat saya rekomendasikan untuk kamu baca.[]

DATA BUKU

Judul: Welcome Home, Rain
Penulis: Suarcani
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 304 halaman
Terbit: Oktober, 2017
Sampul: Sukutangan
Genre: Young Adult

Komentar

  1. Bagus banget emang novel ini. Suka banget. Dan covernya juga representatif banget.

    BalasHapus
  2. Iya mas setuju banget. Suka sama jalinan ceritanya yang rumit-rumit misterius. Paling ngefavoritin bagian karakterisasi novelnya. Hehehe....

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)