Langsung ke konten utama

Ask the Author “TwinWar” by Dwipatra







Hai, teman-teman! Tau dong novel terbaru jebolan GWP yang judulnya TwinWar? Review-nya bisa baca di sini. Ini lho saya baru aja wawancara penulisnya, silakan yang kepo! J Btw, kalian bisa follow Instagram penulis, ini link-nya: https://www.instagram.com/mdwipatra_/
1.     Inspirasinya dapet dari mana nih buat ide nulis TwinWar?
Aku lupa apa persisnya yang bikin aku ngerumusin ide ‘saudara kembar yang berantem terus’ ini. Yang jelas, saat itu, tahun 2016 aku lagi mau ikut suatu kompetisi menulis novelet yang diadain oleh satu penerbit mayor di Jogja. Waktu itu temanya “Backstreet”, lalu kepikiran buat bikin tulisan bertema backstreet yang nggak biasa. Akhirnya, muncul ide buat nulis tentang tokoh yang sembunyi-sembunyi pacaran dari orangtua dan saudaranya. Sejak dulu, aku punya ketertarikan lebih pada tokoh kembar, makanya sepasang saudara di sini saya bikin kembar. Obsesi pribadi terpenuhi hahaha. Meski karena satu dan lain hal, aku batal ngirim TwinWar ke lomba itu. Akhirnya, TwinWar submit ke GWP3 di detik-detik terakhir. Ternyata jodohnya memang di GWP J

2.     Kenapa dikasih judul “TwinWar”
Ada dua alasan, sebenarnya. Pertama, karena tokohnya ‘kembar’ dan mereka ‘perang’ terus. Alasan kedua, TwinWar ini semacam plesetan dari ‘twitwar’, padahal nggak ada tweet apa pun. Cuma karena lebih terdengar familier aja. Receh banget alesannya J

3.     Berapa lama nulis ‘naskah mentah’ TwinWar?
Nulis ceritanya doang cuma butuh waktu kurang dari 1 bulan, sekitar 25 harian (karena dikejar deadline jadi bisa cepet). Yang makan waktu lama malah bikin outlinenya. Nyusun outline (termasuk riset) butuh waktu 2 bulan (atau lebih, aku lupa pastinya). Jadi kalau secara keseluruhan, butuh waktu sekitar 3 bulan buat nyelesaiin draft mentah TwinWar.

4.     Keunikan apa sih yang mau disampaikan lewat novel TwinWar ini?
Kalau novel punya jenis kelamin, novel TeenLit yang selama ini kita baca (saya baca, seenggaknya) umumnya berjenis kelamin cewek, entah karena tokoh utamanya yang cewek atau karena hal-hal laun yang terlalu berfokus pada kehidupan remaja perempuan. Lewat TwinWar ini, aku ingin nunjukin bahwa teenlit juga ada yang cowok, bahwa cowok juga bisa jadi tokoh utama di novel TeenLit, bukan cuma jadi obyek cinta monyet tokoh utama saja.
Selain itu, yang membedakan TwinWar dari novel TeenLit lain adalah permasalahan yang aku angkat. Aku nggak terlalu nonjolin sisi romance para karakternya. Aku lebih fokus ke konflik persaudaraan Hisa-Gara, dan konflik di keluarga mereka.

5.     Btw, ini naskah lomba GWP 3 kan ya, kenapa nih naskah ini dikirim ke event itu? Gak dikirim regular aja?
Sebenarnya aku ngirim dua naskah di GWP3 ini. Dan, TwinWar ini justru naskah cadangan. Ternyata, justru naskah cadangan inilah yang beruntung dan mampu menarik perhatian juri dan editor.
Soal dikirim lewat jalur reguler. Karena kebetulan sedang ada event lomba GWP3 yang sayang banget buat dilewatin, akhirnya aku kirim lewat jalur lomba. Selain itu, aku lebih suka ikut lomba dibanding kirim naskah reguler. Kenapa? Karena banyak banget keuntungan yang bisa kita dapat dari lomba, terutama untuk penulis yang belum punya nama kayak aku ini. Hadiah uang tunainya menggiurkan, tentu saja. Itu salah satu alasannya hahaha, tapi selain itu ada banyak hal lagi yang nggak kalah penting dibanding uang tunai jutaan rupiah itu. Naskah hasil lomba bisa lebih cepat dikenal pembaca karena ada banyak masa yang ngikutin perkembangan lomba itu. Jadi, ya, ikut lomba adalah jalan yang lebih mudah untuk di-notice calon pembaca bagi penulis yang belum punya nama.

6.     Perasaannya gimana pas TwinWar jadi juara satu?
Hahaha… ini luar biasa banget. Rasanya saat itu adalah saat terbaik yang aku rasain di tahun 2017. Kaget, ngak nyangka. Seneng banget, pokoknya. Tapi, ada juga perasaan takut. Titel juara satu lumayan membebani juga. Takut TwinWar nggak mampu memenuhi ekspektasi pembaca. Tapi bagaimana pun, aku percaya pada juri-juri yang sudah milih naskah ini. TwinWar nggak mungkin dipilih kalau nggak punya keunggulan.
 7.     Hambatannya apa aja sih pas nulis novel TwinWar?
Nggak banyak hambatan sebenarnya. Salah tiga yang sempat menghambat antara lain:
a.     Pemilihan POV. Tadinya aku pakai POV-1 saling bergantian antara Gara dan Hisa. Tapi, hal ini rentan membuat bingung pembaca. Kalau suara Gara dan Hisa nggak terdengar/terasa berbeda, ini bisa bikin kenikmatan baca berkurang. Akhirnya, beberapa bab awal yang udah diulis pakai POV-1 harus diubah ke POV-3 terbatas.
b.     Bongkar pasang outline. Ini yang makan waktu. Di outline awal, tadinya aku nggak bikin karakter Ollie dan Akbar. Tapi, aku merasa perlu masukin tokoh cewek lain selain Dinar. Akhirnya aku bikin Karakter Ollie, meski harus bongkar ulang outline. Sekarang aku bersyukur akhirnya bikin karakter Ollie. Terbukti banyak yang suka sama Ollie (dari beberapa review di goodreads.com).
c.      Deadline. Setelah dinyatakan lolos seleksi tahap 1 GWP, naskah utuhnya harus dikirim dalam waktu kurang dari sebulan. Nah, di sini masalah muncul. Saat itu kebetulan kerjaan lagi luar biasa banyak karena barengan sama pendaftaran mahasiswa baru. Sempet hampir nyerah buat nggak lanjutin TwinWar. Lagi-lagi, aku harus bersyukur dulu nggak nyerah. Kalau nyerah, mungkin kita nggak akan lihat TwinWar dalam bentuk buku sekarang.

8.     Nah, sebutin dong hal-hal asyik pas nulis naskah TwinWar?
Banyak hal asyik, terutama saat bikin scene-scene perangnya Gara-Hisa. Juga scene rayuan Ollie ke Hisa.

9.     Siapa tokoh favorit Kak Dwipatra di novel TwinWar?
Gara dan Hisa, aku cinta keduanya. Tapi kalau harus pilih kasih, pilihanku jatuh ke Gara (sorry, His).

10.     Kenapa ngefavoritin dia? (tokoh favorit di TwinWar)
Kenapa Hisa dan Gara? Karena mereka sepaket. Mereka yang bikin hidup TwinWar. Dan, karena mereka kembar hahaha (sekali lagi, aku punya semacam obsesi pribadi pada sepasang saudara kembar). Kalo kenapa lebih condong ke Gara, itu karena aku banyak masukin karakterku ke Gara. Dalam beberapa hal, aku lebih mirip Gara. Tapi, aku nggak secerdas Gara hahaha.

11.    
Selama nulis TwinWar, lagu-lagu apa yang didengerin? Boleh tau donk.
Lagu, ya? Kalau pas nulis, playlist-ku adalah lagu-lagunya Glee. Karena beberapa minggu sebelum mulai nulis TwinWar, aku baru kelar maraton Glee dari season 1. Banyak lagu yang aku suka dari series itu. Tapi pas revisi mau terbit, playlist-ku udah berubah, berganti lagu-lagunya Shane Filan dari albumnya yang ‘Love Always’.
 12.     Apa yang Kak Dwipatra harapkan dari pembaca yang udah baca TwinWar?
Pertama, jelas. Aku berharap mereka suka dengan TwinWar. Semoga ekspektasi apa pun yang mereka taruh pada TwinWar terpenuhi. Hal lain, semoga setelah membaca TwinWar pembaca jadi tergerak buat lebih sayang dengan saudara, juga sama orangtua.
 13.     Barangkali pas nulis TwinWar ada gak sih novel-novel atau drama-drama yang jadi rujukan? Sebutin dan jelasin alasannya donk kenapa milih novel-novel/dram-drama itu.
Aku sengaja nggak nonton TV-Series atau drama apa pun waktu nulis biar nggak kedistrak. Tapi seperti yang aku sebut di atas, sebelum mulai nulis TwinWar aku baru saja menyelesaikan maraton Glee. Kayaknya aura remaja Glee ini lumayan bikin semangat remajaku yang udah pudar jutaan tahun lalu muncul lagi waktu nulis TwinWar J.
Soal novel, tahun ini aku nggak banyak baca novel. Tapi, aku baca beberapa novel TeenLit/YA GPU buat riset naskah seperti apa yang dicari GPU. Waktu itu aku baca Persona-nya Fakhrisina Amalia yang menurut beberapa review sangat recommended (dan memang demikian, recommended banget). Selesai baca, aku cukup termotivasi buat nulis naskah sebagus itu. Tapi, karena beda segmen pembaca (Persona YA dan TwinWar TeenLit), akhirnya pasrah dengan apa yang ada.

14.     Menurut Kak Dwipatra sendiri, apa keunggulan novel TwinWar dibanding novel-novel teenlit lainnya?
Ada pembaca yang bilang TwinWar adalah novel teenlit yang ‘cowok’ banget. Aku mengamini itu sebagai pembeda dan sesuatu yang aku unggulin dari TwinWar. Selain itu, keunggulan TwinWar ada di tokoh-tokohnya yang kuat. Aku kasih nyawa pada setiap tokoh di novel ini, sekecil apa pun peran mereka di TwinWar. Seperti tokoh Keling, misalnya.

15.      Boleh tau juga dong, apa kelemahan novel TwinWar ini dibanding novel-novel lainnya?
Kelemahan TwinWar mungkin di kadar romancenya yang sedikit kurang banyak. Itu menurut saya, tapi sejauh ini tidak ada yang protes soal itu. Jadi, mungkin cukup aman.

16.     Terakhir, pesan apa sih yang sebenarnya pengen Kak Dwipatra sampaikan dari novel teenlit debut kakak ini?
Sayangi saudaramu. Pertengkaran-pertengkaran dan kesalahpahaman kecil mungkin tak terhindarkan di antara saudara, tapi jangan sampai bikin persaudaraan kalian meregang

Oke deh kak segitu aja nih wawancaranya, moga novel TwinWarnya laris ya! :) 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)