Langsung ke konten utama

[Review] You Are (Not) My Best Friend by Esi Lahur



Judul: You Are (Not) My Best Friend
Penulis: Esi Lahur
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Sampul: Orkha Creative
Terbit: Cetakan Pertama, April 2015
Tebal: 208 Halaman

Inggrid adalah remaja asli Kopenhagen, Denmark. Ia harus pindah ke Jakarta dalam rangka mengikuti orangtuanya yang pindah lokasi kerja. Maka, Inggrid pun harus bersekolah di SMA lokal Jakarta. Orangtua Inggrid tidak menyarankan Inggrid untuk bersekolah di sekolah internasional, mereka lebih ingin Inggrid bisa bersosialisasi dengan remaja-remaja Indonesia.

Minggu-minggu awal Inggrid di sekolah barunya kurang menyenangkan karena ia begitu kesulitan berbahasa Indonesia. Ditambah teman-temannya berbicara dengan bahasa gaul. Untung saja Orella dan Sherly sangat setia membantu Inggrid. Sebagai teman baru, mereka sangat baik bahkan hendak ikut organisasi yang sama dengan Inggrid yaitu jurnalistik. Saat ikut eskul itu, Inggrid terpesona dengan kakak kelasnya yang memimpin redaksi. Elang sangat memerhatikan Inggrid bahkan menugaskan Inggrid meliput berita penting. Inggrid lalu meliput berita kemenangan atlet nasional bulutangkis yang berprestasi. Sejak saat itu Inggrid tak dipandang sebelah mata lagi. Ia kini populer dan naik daun.

Namun, Mirrabel yang semula benci Inggrid kini mulai mendekati Inggrid. Ia sama-sama ingin sepopuler Inggrid dengan menjadikannya teman. Mita yang selama ini selalu dekat dengan Mirrabel merasa tersisih. Meskipun, kini Inggrid, Mirrabel, Orella, Sherly, dan Mita selalu bersama-sama, terutama Mita memendam iri hati yang sangat tinggi pada Mirrabel. Lalu, apa hubungan semua ini dengan ditemukannya bangkai kucing di depan lab kimia sekolah? Dan hal yang lebih membuat Inggrid khawatir adalah salah satu adik kelasnya ditemukan bunuh diri di lab kimia tersebut. Diduga itu bukan kasus bunuh diri, namun pembunuhan!

Novel ini memberikan pelajaran mengenai berhati-hatilah dalam memilih teman. Pergaulan di sekolah terutama, kadang selalu memandang teman yang keren adalah patut diikuti dan disegani dan tak melihat sisi kelemahannya. Sehingga orang-orang kadang tertipu oleh penampilan luar seseorang. Dampaknya kesalahan memilih teman bisa berdampak buruk karena bisa memberikan pengaruh hal-hal negatif. Seperti halnya dalam novel remaja karangan Esi Lahur ini, tokoh antagonisnya memiliki karakter pendengki dan iri hati pada teman-temannya sendiri. Ia bisa saja memberikan pengaruh buruk pada teman-temannya. Yang mengkhawatirkan adalah ia tidak bisa mengontrol emosinya sehingga hal-hal tak diinginkan bisa saja terjadi di kemudian hari.

Meskipun novel ini bergenre remaja, namun amanat-manatnya sungguh bisa menggugah hati pembaca. Terutama pembaca muda, mengenai bersikap wajar dalam hal bergaul. Biasakanlah bertindak wajar dan tidak berpura-pura dalam pergaulan, karena pribadi yang baik adalah yang tidak memakai topeng dalam bergaul. Seperti dalam novel ini, beberapa tokohnya mencerminkan hal tersebut, pada akhirnya mereka menerima konsekuensinya sendiri yang sangat-sangat merugikan.


Novel ini bisa menjadi salah satu media pembelajaran yang juga menghibur. Dengan kisahnya yang penuh muatan positif, novel ini berpotensi menginspirasi pembaca. Dan dengan plotnya yang dinamis, bisa membuat kagum pembaca lewat ceritanya yang terkesan telah digodok dengan matang. Novel remaja ini sangat direkomendasikan.[]

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)