Judul: Mei Hwa dan Sang Pelintas Zaman
Pengarang:
Afifah Afra
Penerbit:
Indiva Media Kreasi
Terbit:
Januari, 2014
Novel Mei Hwa mengisahkan sesuatu yang sangat sakral; kekuatan perempuan.
Novel ini memang menceritakan hal itu lewat dua tokoh besarnya yaitu Ayu dan
Mei Hwa. Keduanya berasal dari dua lintas zaman yang berbeda. Namun, kalau
boleh dibilang keduanya memiliki kesamaan: sama-sama saling berseteru dengan
nasib. Keduanya punya problematika sendiri-sendiri yang sangat-sangat-kelam.
Mei Hwa adalah gadis Tionghoa. Ia
sempurna. Cantik, baik hati, ramah, sopan, sangat berbakti kepada orangtuanya,
dan yang paling penting dia cerdas sampai akhirnya dia berkuliah di UNS
Fakultas Kedokteran, merantau jauh dari keluarganya yang membuka toko
elektronik di Jakarta. Sayang seribu sayang, Mei Hwa harus menghadapi cobaan
saat tahun 1998, saat dia menginjak semester enam, huru-hara di Jakarta
membinasakan keluarganya, bahkan Mei Hwa sendiri diperkosa.
Setelah diperkosa Mei Hwa kemudian jadi
gila. Ia dipindah ke RSJ. Ia mengaku dirinya burung kutilang. Apalah daya
memang kenyataan berjalan menyedihkan. Mei Hwa berhasil kabur. Bahkan ia
berkelana kembali ke Solo. Di sana dia bertemu perempuan tua yang mengaku kayu,
sebenarnya dia adalah Ayu yang telah paham betul makna kehidupan, kisah Ayu pun
diceritakan di buku ini, lebih tragis dari Mei Hwa si gadis Tionghoa. Ayu sejak
kecil telah mengalami pelecehan seksual, bahkan ia pernah menjadi anggota PKI,
tepatnya Gerwani, ia telah rusak, namun kini tobat.
Membaca novel ini, sangat kental
suasana sejarahnya. Suka sekali karena unsur tersebut berbaur mantap dengan
plot cerita. Karakterisasinya tiap tokohnya pun apik. Sungguh ini novel pertama
penulis yang saya baca, buku ini benar-benar menghipnotis saya. Afifah memang
lihai membuat sebuh cerita yang penuh pesan.
Mei
Hwa dan Sang Pelintas Zaman adalah novel yang
sayang untuk dilewatkan. Novel ini sangat-sangat-keren-sekali. Kenapa? Karena saat membaca novel ini pembaca
bisa sekaligus melihat potongan-potongan sejarah Indonesia yang kelam lewat
kedua karakternya yang menurutku sama-sama strong.
Novel ini keren banget, selain bisa menginspirasi, pun novel ini bisa
sekaligus mengedukasi.[***]
Komentar
Posting Komentar