Langsung ke konten utama

Renyahnya Banyolan di The Kolor of My Life Edisi Baru



Judul: The Kolor of My Life
Pengarang: Netty Virgiantini
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Juli, 2015
Tebal: 192 halaman
ISBN: 978-602-03-1513-3
Harga: Rp45.000,-

Sinopsis

Sumpah demi kolor molor!

Neyra benar-benar nggak terima kolor batik keberuntungannya jatuh ke tangan Damar, cowok bertampang jadul bin cupu dan culun yang tinggal di rumah Simbah, tetangganya yang eksentrik.

Segala jurus sudah Neyra kerahkan demi mendapatkan kembali kolor spesial itu. Termasuk mengerahkan Jurun Macan Betina, yang membuatnya berubah menjadi cewek supergalak? Siap mencakar dan menerkam Damar.

Alih-alir berhasil, kesialan demi kesialan terus merundung Neyra. Dan kesialan terbesar adalah: Neyra mulai berdebar-debar enggak karuan dan salah tingkah bila berada di dekat Damar.

Gimana dong? Apa ini yang namanya cinta dari mata turun ke kolor?

Review
Membaca buku ini, kita harus siap karena banyolan-banyolan segarnya mampu mengocok perut. Tidak diragukan lagi bahwa teenlit ini terasa unik karena selain mengangkat tema yang 'janggal', penuturannya pun sangat fleksibel dan jauh dari kata kaku. The Kolor of My Life, bisa jadi adalah terobosan novel remaja yang fresh. Menurut saya ada tiga hal yang tidak boleh pembaca lewatkan ketika membaca buku ini; trik-trik penulisan komedi yang disajikan, plot supermenarik yang dipaparkan penulis, dan karakter-karakter konyolnya.

Oke, mari bahas satu per satu. Yang pertama adalah trik penulisan komedi yang disajikan penulis. Ya ampun, saya harus berdecak kagum. Segalanya serba menggelitik di buku ini menurut saya. Tanpa harus memaksimalkan trik lama semacam 'plesetan' atau mengalihfungsikan karakter tokoh terkenal lain, buku ini bisa jadi lelucon yang benar-benar dungu. Sang penulis piawai merangkai kata-kata yang mudah dipahami dan mengalirkannya ke dalam pergerakan cerita yang lincah. Dan ketika segalanya sudah cukup, penulis mampu menampar pembaca dengan berbagai keriuhan. Contoh kutipan cerita yang menurut saya renyah ada di halaman 34.

"Sungguh, bagi Neyra celana kolor batik kawung itu adalah sandaran hati (hidup Letto), separuh napas (Dewa... yeah) juga anugrah terindah yang pernah kumiliki (Sheila On7, apa kabar?). Begitu berartinya celana kolor batik kawung itu sampai-sampai kehilangannya membuat semangat hidup Neyra seolah terenggut badai."Menurut saya hal itu sudah ngocol abis. Ditambah lagi banyak hal-hal lainnya yang turut serta membuat saya tertawa sepanjang buku ini. Saya tak habis pikir, berguru di padepokan lawak manakah sang penulis buku ini?

Sedangkan hal kedua yang tidak boleh dilewatkan pembaca adalah mengenai plotnya sendiri. Asli, buku ini berisi potongan-potongan adegan yang gila abis. Buku dengan enam belas bab ini, meskipun tidak terlalu tebal namun bisa merealisasikan kejenakaannya lewat berbagai scene-scene tidak waras. Sebut saja di bab awal berjudul Makhluk Halus Penghuni Rumah Simbah. Oke, jangan sampai tertipu oleh judul tersebut. Why? Karena isinya mengenai konflik awal hilangnya kolor Neyra, kolor tersebut terbawa angin dan nemplok di atap rumah Simbah. Saking frustrasinya Neyra jadi seakan-akan kerasukan roh halus, dia diam terus. Hal itu mengundang rasa penasaran ibunya dan berevolusi jadi kekhawatiran bertegangan tinggi. Alhasil, Ibu Neyra jadi gila. Dia memanggil orang-orang satu RT. Neyra belum sadar sampai akhirnya simbah beraksi menyemburkan air sakti. Yang mana itu adalah air hasil kumur-kumurnya, rasa petai. Jadilah Neyra pingsan yang disangka orang sekampung si jin di tubuh Neyra lenyap. Benar-benar sinting! Haha... Selain itu tentu saja masih ada plot-plot lain yang tak kalah serunya. Siap membuatmu tertawa.

Nah, sampailah di hal ketiga. Keunikan mengenai karakter-karakternya. Bener deh, buku ini tokoh-tokohnya enggak normal semua, kecuali Damar kali ya. Pertama adalah Neyra, cewek ini entah mengidap penyakit apa sampai begitu terobsesi kolor kawung kesayangannya. Dia terlalu percaya bahwa benda itu ajaib sampai ketika benda itu ada di tangan Damar, malah si Neyra ini menjelma bak orang gila dari perilakunya di buku ini. Yang kedua adalah Simbah Sumo alias Simbah dan istrinya yaitu Simbah Putri. Both of them are an elderly character yang tingkat keromantisannya parah bener. Mereka ini sohib Neyra yang benar-benar langka. Bayangkan saja tiap malam minggu mereka menggelar pertunjukan wayang sederhana di rumah mereka. Ditambah, mereka ini sering berantem, padahal udah tua lho. Dan Simbah Sumo ini kayak Tom kalau udah berurusan sama Neyra yang layaknya Jerry-nya. Dan banyak karakter unik lain yang tentunya bisa bikin pembacanya jatuh cinta; Damarwulan, Yoga, Rena, Ibu Bapak Neyra, dll.

Intinya buku ini cocok dibaca kapanpun kondisinya, dimanapun tempatnya, dan bisa jadi obat mujarab pas galau. Karena buku ini bisa banget mewakili cerita konyol dilapisi kearifan lokal kehidupan masyarakat Jawa yang gak begitu kental juga sih, tapi pokoknya seru deh. Dan jangan harap kalau membaca buku ini si pembaca bakal bosen, karena jujur aja bukunya emang sengaja dibikin edan nih sama penulisnya yang kayaknya otaknya juga udah konslet. Hahaha! Salam KOLOR![]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)