Langsung ke konten utama

Review Pacarku Juniorku

Judul : Pacarku Juniorku
Penulis : Valleria Verawati
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


Sinopsis
Kisah dimulai ketika Bia sang ketua OSIS yang galak menemukan sosok Egi sang adik kelas yang supergombal. Tidak seperti siswa lain yang takut pada Bia, Egi dengan sangat frontal menyatakan rasa cintanya kepada Bia, ketika MOS berlangsung bahkan pasca MOS, bagi Egi gadis kelas tiga bernama Bia itu adalah bidadarinya, yang ia akan kejar sampai dapat dengan berbagai cara romantis, manis, dan segar. Apakah Bia akan menerima cinta Egi? Sedangkan Egi tahu sendiri kalau cewek superjudes bin galak tersebut anti banget sama makhluk berkelamin laki-laki? Kok bisa, apa jangan-jangan dia lesbian?

Review
Membaca Pacarku Juniorku seakan memutar kembali ingatan saya pada saat SMA. Saat-saat MOS sungguh mendebarkan dan membuat saya ingin cepat-cepat mengakhirinya. Kalau saya jadi salah satu siswa di cerita ini, mungkin saya akan lari tunggang langgang karena harus berhadapan dengan ketua OSIS gila macam Bia.

Untuk karakter sendiri penulis sudah sangat jelas menggambarkan sosok Bia. Gadis itu benar-benar digambarkan energik meskipun galaknya minta ampun, digambarkan sendiri oleh penulisnya dengan adegan-adegan berupa Bia yang membentak Egi berkali-kali, Bia yang nampar Egi karena cowok itu memegang tangannya tanpa izin, plus Bia yang marah saat Egi datang ke rumahnya tanpa pemberitahuan. Sedangkan Egi digambarkan sebagai cowok yang tidak pantang menyerah, ketika dia menyanyikan alunan lagu dengan iringan piano khusus untuk Bia saat MOS, juga Egi yang terang-terangan nembak Bia di tengah-tengah lapangan basket memakai TOA, juga saat Egi meminta maaf yang tak kunjung diberikan pengampunan oleh Bia.

Alurnya sendiri berjalan tidak begitu kompleks, berawal dari MOS, saat Bia harus menghadapi Egi yang superaneh karena melakukan lompat kodok dengan gaya yang berbeda dibanding anak-anak lain, juga saat ia terus-menerus mendekati Bia, dan setelah itu Bia membencinya setengah mati karena bersikap kurang ajar, lalu diselingi beberapa subplot yang sebenarnya memengaruhi cerita secara kasat mata seperti putusnya Yuki (teman Bia) dengan Sammy pacarnya yang setia, lalu pertemuan Bia dengan ayah kandungnya yang berpisah selama belasan tahun, konflik Bia dengan Tammy, juga kisah Tammy yang ada hubungannya dengan Egi.

Konstruksi ceritanya runtut dan rapih. Namun, sayang sekali masih ada beberapa celah menganga di novel Pacarku Juniorku ini. Di antaranya, sebab kenapa Egi mencintai Bia sangat kurang didalami, apa penyebabnya cuma keyakinan Egi saja beserta juga anggapannya bahwa Bia cewek baik padahal sepanjang cerita Bia terus-menerus sikapnya berlawanan dengan Egi? Celah lain adalah bagaimana sikap Egi yang pantang menyerah buat ngedapetin Bia, sama sekali perlawanan problem ini hanya pada individu Bianya sendiri, padahal katanya banyak yang naksir juga sama Egi, tapi emang masuk akal juga sih faktanya Bia paling berkuasa di sekolah jadinya gak ada yang berani ngelawan.

Menurut saya penulis cukup cerdas dengan memasukan penyelesaian konflik antara Bia dan Egi melalui masuknya sosok Tammy yang selama ini bukankah dia teman baik Bia tetapi ia menjadi sosok yang tidak diduga-duga. Mengenai subplot kedatangan ayah Bia juga bagus yang bersilangan dengan latar belakang kehidupan Egi yang asalnya dari panti asuhan meskipun sekarang sudah hidup dengan orangtua asuhnya dengan sangat bahagia.

Mengenai setting, sepertinya tak perlu dibahas karena di teenlit ini hal itu tidak diexplore. Seperti teenlit-teenlit lainnya, setting dikesampingkan karena buku jenis ini lebih berpusat ke karakterisasi dan pemecahan masalah dengan cara-cara yang sebenarnya mengacu ke let it flows sajalah.

Di sisi lain menurut saya penulis berhasil menyampaikan amanat berupa kesadaran diri untuk tak menjadikan masa lalu sebagai pijakan dalam hidup kita. Selain itu juga mengenai usaha untuk tak menyerah menggapai mimpi, bagaimanpun segala mimpi harus diperjuangkan.

Saya akan menanti karya lain Valeria Verawati. Semoga di tulisan-tulisan selanjutnya bisa lebih matang lagi, karena bagaimanapun cerita yang bagus lahir dari jari-jari penulis yang selalu mengevaluasi diri.[] 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)