Langsung ke konten utama

Lho, Kembar Kok Beda [Teenlit Inspiratif]




Judul: Lho, Kembar Kok Beda
Penulis: Netty Virgiantini
Penerbit: GPU
Ukuran : 13.5 x 20 cm
Tebal : 216 halaman
Terbit : Juli 2014
Cover : Softcover
ISBN : 978-602-03-0696-4


Sinopsis
Semua kesempurnaan cewek ada dalam diri Bashira. Wajahnya bulat, kulitnya kuning langsat. Rambut hitamnya bergelombang indah, pas dengan postur tubuhnya yang tinggi berisi. Kecerdasannya membuat Bashira selalu berada di posisi tiga besar dan terpilih menjadi sekretaris OSIS.

Tidak ada yang menyangka Nadhira yang “ancur” adalah kembaran Bashira. Wajahnya oval dengan kulit kecokelatan. Rambutnya selalu dipotong pendek supaya irit sampo. Tubuhnya mungil dan kurus, mirip papan penggilasan. Dia selalu kesulitan mengikuti pelajaran sehingga wajib mengikuti kelas tambahan. Belum lagi, ia langganan dipanggil guru BP karena ketahuan menggambar saat jam pelajaran berlangsung.

“Lho, kembar kok beda?” Pasti begitu komentar orang-orang.

Setelah tujuh belas tahun hidup dalam perbedaan, akhirnya mereka menyadari satu persamaan: sama-sama menyukai Narotama! Tapi bisakah mereka bersaing secara fair dan terbuka? Atau malah terjebak dilema antara cinta dan saudara?

Review
Apa ya jadinya kalau punya kembaran yang bedanya bagai bumi dan langit? Tidak bisa dibayangkan sih, apalagi kalau kita ada di posisi sebagai si itik buruk rupa, sedangkan kembaran kita adalah angsa cantik yang selalu menjadi pusat perhatian. Kita pasti akan selalu cemas, takut, dan merasa sebal karena selalu dibanding-bandingkan dengan kembaran kita itu, pasti akan selalu merasa sakit hati. Begitulah yang terjadi di buku ini. Tokoh utamanya bernama Nadhira, dia cewek dengan wajah oval, kulit sawo matang hampir hitam, dan rambut pendek yang selalu tak pernah ia biarkan untuk panjang dengan alasan unik: irit shampo, dan dia kurus mungil, menurutnya sendiri tubuhnya mirip papan penggilasan. Tingkahnya selalu menyebalkan karena ia tidak pernah fokus belajar di kelas, ia selalu fokus menggoreskan pensilnya untuk menghasilkan ilustrasi setiap pelajaran apapun di kelas, dan ia pun menjadi langganan ruang BP. Sedangkan saudaranya Bashira, adalah cewek paket komplit dengan wajah bulat, kulit kuning langsat, tubuh tinggi berisi, rambut hitam bergelombang panjang, dan tentu saja otak yang sangat cerdas membuatnya mampu menjadi sekretaris OSIS plus prestasi di kelasnya cemerlang.

Hal yang menjadi keunikan adalah kedua saudara kembar itu tidak pernah bisa menemukan kesamaan masing-masing, mereka pikir seharusnya mereka punya persamaanlah walau hanya satu, karena kadang mereka bosan karena orang-orang yang baru mereka kenal selalu bilang "Lho, Kembar Kok Beda?". Sampai akhirnya pada saat umur mereka ketika di ujung enam belas tahun saat mereka memutuskan akan menyelenggarakan acara sweet seventeen meskipun Nadhira tak mau, mereka berdua menyiapkan doa mereka masing-masing, harapan itu ternyata mereka sepakati untuk diketahui satu sama lain, ternyata itu adalah hal yang sangat mengejutkan, keinginan mereka sama: mereka sama-sama menyukai Narotama! Laki-laki yang selama ini menempel pada Bashira, satu hal yang membuat Nadhira selama ini iri, tetapi ia tidak dapat mengucapkannya.

Mereka memutuskan untuk bersaing secara fair, meskipun Nadhira tahu kesempatannya untuk mendapatkan Narotama hanya nol koma berapa persen, tipis sekali menurutnya. Lalu, selain itu Nadhira pun punya genk, yang ia sebut sebagai genk pintu belakang karena selalu telat dan masuk lewat gerbang belakang yang ditutup rapat (tentu saja mereka memanjat untuk menaikinya), anggotanya lelaki semua (kecuali si Nadhira tomboy) dan ternyata ada salah satunya yang Nadhira  anggap harus selalu ia lindungi. Dia Raven, cowok berwajah imut yang menurut banyak orang pendiam namun selalu setia menempel pada Nadhira, dia adalah teman sebangkunya juga. Nadhira selalu menyebut dia adik bayi kecil, Raven memanggilnya Emak. Tokoh Raven ini selalu di-bully oleh Onta Arab Sialan yaitu Kemal, wakil ketua OSIS yang menurut Nadhira sarap karena sering mengganggu Raven dengan sebutan BANCI, duhhh hidup Nadhira terasa runyam apalagi ditambah ketika Narotama mulai meliriknya. Ia anggap itu peluang, namun saat ia sadari Narotama mendekatinya, ada dua cowok lain lagi yang mulai tertarik dengan Nadhira, mereka Raven dan Kemal!!!! Keruwetan ditambah dengan saudara kembarnya yang mulai menampilkan sinyal kecewa dan melanggar janji untuk tidak patah hati dalam persaingan mendapatkan Narotama. Lalu bagaimanakah kisah Nadhira selanjutnya?  Apakah ia mendapatkan apa yang dia inginkan selama ini: perhatian sebagai seorang putri? Siapakah yang paling mencintainya dengan cara paling tulus?


Novel karya Netty Virgiantini ini sekali lagi menambah koleksi teenlit saya, dengan bahasanya yang lincah plus lucu, buku ini terasa sekali sangat fresh. Sebagai teenlit, ia hadir dengan keunggulannya melalui dialog-dialognya yang konyol, tentu saja karena penceritaan sudut pandang ketiganya yang fokus pada Nadhira (si kembar yang dilahirkan penuh kemirisan), selain itu pula idenya benar-benar realistis tetapi tidak terpikirkan lho. Lihat saja novel ini, dengan idenya mengangkat persoalan tentang kembar tidak identik sangatlah berbeda dibanding novel-novel teenlit lain. Yang paling saya suka lagi, jujur saja dengan cetakannya yang bagus, layout-nya itu lho dengan tulisan tipe Arial di dalamnya plus covernya yang unyu-unyu dengan warna pink berpadu dengan ilustrasi dua cewek yang amat-amat sangat berbeda.

Mengenai alur dan plot, tentu saja novel ini hadir dengan jalan cerita yang tidak main-main, meskipun teenlit, buku ini penuh kejutan. Karena apa? Setelah saya jeli membacanya sekali lagi, tiap akhir bab dalam buku ini menyuguhkan twist, keren bukan? Melalui tokoh-tokohnya, Netty Virgiantini bisa menyampaikan pesan bahwa hidup tidak selamanya punya harapan dan takdir yang linier, tidak selamanya yang selalu beruntung dan menang akan selalu berhasil dan tidak selamanya yang apes dan buruk akan selamanya menjadi pecundang, yang perlu digaris bawahi adalah bagaimana sikap kita bisa atau tidak menempatkan posisi di semua tempat. Juga tentang menghargai bakat orang lain, dalam novel ini ada lho sosok yang benar-benar memahami Nadhira, dia guru BP yang mampu menjadi yang cermat karena sangat mampu menyalurkan bakat Nadhira yang hobi membuat ilustrasi, meskipun akhirnya hal itu membuat Nadhira terjerumus ke masalah serius sih.

Selain itu pula, yang menonjok dari buku ini adalah pentingnya sikap untuk bersyukur. Dalam buku ini akan ditemukan banyak sekali hal yang menyudutkan Nadhira, dan parahnya itu datang dari orangtuanya sendiri, khusunya ayahnya. Nadhira selalu dibanding-bandingkan dengan Bashira. Fisiknyalah, otaknyalah, kelakuannyalah, bahkan mimpinya, di novel ini Nadhira benar-benar digambarkan sangat sabar sekali dibuktikan dengan caranya sendiri tentu saja yaitu dengan cuek dan bahkan tidak mengacuhkan omongan orangtuanya. Ia percaya bahwa setiap orang terlahir berbeda, meskipun kembar pasti Tuhan telah menitipkan pada setiap individu ciri-ciri khusus, bakat tersendiri, dan tentu saja takdir yang tidak akan mirip dengan orang lain. Sikap Nadhira ini patut dicontoh, apalagi meskipun dia selalu diperlakukan tidak adil (bahkan ketika keinginannya masuk SMK tidak dibolehkan orangtuanya) sikap irinya pada saudara kembarnya tidak wujudkan dalam hal-hal negatif. Baginya cukup diam dan hidup dengan kehidupan masing-masing mampu membuat keselarasan hidupnya dengan Bashira tentram-tentram saja sampai akhirnya datanglah sikap ingin saling bersaing untuk mendapatkan Narotama, setelah itu dunia rasanya kacau balau.

Lalu tentang pergulatan romansanya sendiri benar-benar fokus pada Nadhira, ia yang selama ini menganggap dirinya tak pantas bagi siapa pun akhirnya ia memperoleh rasa cinta bahkan dari tiga orang sekaligus. Bayangkan bagaimanakah galaunya Nadhira? Ditambah kecemasannya ditumpuk dengan kesedihan Bashira, bisa dibayangkan tidak putri yang selama ini mendapatkan segalnya harus bertukar posisi dengan Nadhira yang notabene si kurang beruntung yang tiba-tiba kejatuhan durian runtuh bertubi-tubi? Dalam segi hal ini logika cerita benar-benar bermain, sungguh betapa penulis benar-benar memperhatikan hal yang memang seharusnya terjadi apabila ada di kehidupan nyata. Lalu bagaimana hal-hal tersebut berakibat pada Nadhira dan Bashira? Apakah Nadhira akan mencari jalan keluar sekuat tenaga manakala dia terjebak dilema tiga cinta plus saudara? Juga apakah Bashira akan frustrasi dan melakukan hal-hal di luar dugaan?

Di tengah membanjirnya naskah-naskah romance yang mengedepankan fokus ke dua karakter, novel teenlit karya Netty Virgiantini ini menjadi alternatif karena mengedepankan realitas yang kadang jarang kita sadari di kehidupan nyata. Dengan menu komplitnya berupa plot cerita yang mengejutkan, karakter-karakter kuat, dan alurnya yang bisa bikin geregetan, novel ini patut dijadikan koleksi, karena jujur saja menurut saya ceritanya sangat inspiratif sekali yaitu tentang seseorang yang mendapatkan kesempatan untuk diperhatikan namun saat ia sadari seluruh mata memandang ke arahnya, ia punya konsekuensi besar atas semua itu. Cerita inspiratif yang hadir dengan bumbu yang manis menurut saya. Dan yang membuat saya terkejut sekali lagi adalah, novel ini bakal ada kelanjutannya karena clue-nya jelas sekali ada di bagian akhir buku.[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)