Langsung ke konten utama

Diary Hara: Teenlit Inspiratif


          Diari Hara by Nana Sitompul
  • Ukuran: 13.5 x 20 cm
  • Tebal: 232 halaman
  • Terbit: Maret 2014
  • Cover: Softcover
  • ISBN: 978-602-03-0278-2
  • No Produk: 31201140013



Blurb:
COWOK SUKA NULIS DIARI?!


Sst! Jangan keras-keras, nanti yang lain tahu! Hara memang diam-diam suka nulis diari, dan ini ceritanya...

Punya orangtua tajir dan sekolah di SMA elite nggak menjamin kamu bakal dianggap keren. Nggak percaya? Tanya Hara! Kalau mobil kamu cuma sedan bekas, kamu nggak atletis, atau kemampuan akademik kamu biasa banget, jelas kamu dianggap cupu!

Tetapi Hara langsung mati-matian les matematika demi merebut hati Sissy, anak baru di kelasnya. Apalagi Sissy cantik dan pintar, dan cuma tertarik sama cowok yang otaknya encer juga. Meski bersaing dengan Ramon si ketua klub matematika yang juga jagoan basket, Hara bertekad menghapus label cupu dan jadi cowok idaman Sissy!

N.B.: Jangan bilang-bilang soal diarinya!



Review:

 Hara adalah seorang cowok yang tingginya 185 cm. Punya rambut pendek dan tentu saja berkacamata. Ia adalah seorang siswa di salah satu sekolah elit Jakarta. Ia sekarang kelas dua belas dan di tahun terakhir sekolahnya ini, ia benar-benar berharap menggapai mimpinya: tidak mau menjadi cupu lagi dan tidak mau memedulikan omongan orang lain lagi terhadapnya.
Di hari pertama sekolahnya ia benar-benar kaget. Ia sangat tidak menyangka akan duduk bersama Nana. Dia adalah gadis aneh dengan rambut pendek, juga tubuhnya tinggi kurus, dan ia selalu terlihat dekil dan misterius. Meskipun ia pintar, tetap saja menurut Hara gadis itu aneh, semuanya karena gadis itu terlalu pendiam dan tentu saja karena duduk dengan Hara: yang duduk dengan orang aneh adalah orang aneh pula.
Hari-hari awal Hara yang memusingkan karena tidak lepas dari bully-an Ramon (cowok cakep dan pintar di kelas Hara yang punya dendam pada Hara), ia tak henti-hentinya mem-bully Hara. Semua memang terjadi bukan tanpa sebab, semua karena Hara yang tidak keren, tidak gaul, tidak pintar, plus Hara adalah orang kaya yang tidak boleh memamerkan kekayaannya. Akhirnya, hidup Hara benar-benar menyedihkan, harus bergaul dengan orang-orang cupu di kelasnya dan tentu saja tidak punya pacar. Siapa yang mau jadi pacar Hara? Namun, suatu hari ada murid baru yang membuat Hara jatuh cinta sampai mati. Dia adalah Sissy. Tetapi apakah  Sissy juga cinta Hara? Dan apakah Ramon akan menjadi saingan Hara untuk mendapatkan Sissy? Duhhh ... hidup Hara semakin rumit kala Mamanya mendatangkan guru les matematika yang ternyata NANA! Apa yang harus Hara lakukan?
Lagi. Saya membaca teenlit yang saya pikir ceritanya antimainstream. Buku Diary Hara ini punya premis menarik tentang cowok cupu yang tidak punya keahlian eksak tetapi hobi menulis catatan harian di sebuah buku. Ya, dia adalah Hara yang sudah terlalu pusing dengan kehidupannya. Saat ia mulai mencintai seseorang, ternyata Hara rela melakukan segalanya, tentu saja hal-hal positif.
Buku ini juga punya nilai inspirasi moral yang tinggi. Karena fokus atau subplotnya juga menyorot kehidupan Nana, gadis miskin yang terpaksa bersekolah di sekolah orang-orang kaya karena otaknya encer. Sebenarnya kehidupan Nana ini benar-benar menarik, ia rela sekolah jauh-jauh dari Tanggerang ke Jakarta demi beasiswa, plus dia orang tak punya yang selalu menolak pemberian atau pertolongan siapa pun, ia punya trauma masa lalu yang membuatnya selalu jaga jarak pada orang lain juga ia lebih memilih memaksimalkan kemampuan diri sendiri terlebih dulu. Hal unik tentang Nana dalam buku ini adalah beberapa di antaranya ia memakai kantong kresek ke sekolah, ia membawa bekal nasi goreng untuk beberapa kali makan. Intinya dia sosok inspiratif.
Sedangkan, Sissy adalah sosok Nana versi kaya. Dia tidak seperti teman-temannya yang suka belanja, pamer barang kaya, dan juga bermewah-mewahan. Ia gadis Indo yang membuat Hara jatuh cinta sampai mau-maunya Hara les privat bareng Nana juga ikut latihan basket demi membuktikan ia pantas dicintai Sissy.
Yang membuat buku ini unik adalah cara penceritaan pengarangnya dengan model buku harian tentu saja lewat sudut pandang Hara. Sosok Hara yang hobi menulis diary benar-benar keunggulan buku ini karena itu sangat unik. Dan di ending buku ini, keunikan Hara itulah yang akan membuatnya menemukan jati diri juga rasa percaya dirinya bahwa tidak semua orang keren itu adalah yang pintar sains.
Kocak, seru, dan bikin galau. Buku ini komposisinya komplit karena ada kisah cinta segitiganya antara Hara, Sissy, dan Ramon. Juga ada kisah sejati persahabatannya pula antara Hara, Nana, dan Sissy. Yang paling penting adalah nilai inspiratifnya bahwa tidak berhak orang kaya menginjak-injak orang-orang miskin, juga setiap individu itu punya kelebihan dan kekurangan, dan yang paling penting setiap orang punya kesempatan untuk melaju menjadi lebih baik asal mampu mengasah bakatnya dengan benar dan konsisten, tak ketinggalan pula tentang amanah yang satu ini: menjadi diri sendiri itu penting.
Dengan cover-nya yang simple, Diary Hara berhasil membuat saya excited. Ternyata isinya tidak saya sangka-sangka, penuh dengan nilai-nilai moral yang inspiratif. Karena tidak selamanya cerita percintaan remaja itu dikemas dengan romantisme mululu, coba aja deh buktikan dengan baca Diary Hara ....[]


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)