Langsung ke konten utama

A Piece of Love in Korea


Judul: A Piece of Love in Korea
Penulis: Deasylawati P.
Penerbit: Afra Publishing
Terbit: Maret 2012
Tebal: 288 halaman

Sinopsis
Ini kisah tentang seorang cowok cakep (dari jarak 100 kilo) yang sangat suka dengan semua hal yang berbau Korea. Gara-gara, setiap hari dicekoki segala hal yang berhubungan dengan Drama Korea. Ia, yang biasanya hanya seorang pemuda sederhana, nggak pernah menuntut apa-apa, justru dituntut oleh ibu, kakak, serta ketiga adik yang semuanya perempuan, untuk segera menikah!

Di tengah gundah resah, serta duka nestapanya dalam rangka mencari isteri, ia menghibur diri dengan mengikuti sebuah kuis dari salah satu majalah yang berhadiah tour gratis keliling Korea.

Dan, ia benar-benar berhasil memenangkannya!

Petualangan pun dimulai. Ia berangkat ke Korea, dan merasa bahwa hidupnya nggak akan pernah terasa lebih hidup dibandingkan saat itu (lebay.com). Akan tetapi, terjadi sesuatu di luar perkiraan yang membuatnya begitu merana! Ia jatuh cinta pada pandangan pertama kepada seorang Cewek Korea.

Bagaimanakah kelanjutan kisah romantis ini?

Review
Buku ini menceritakan tokoh utamanya yang terkena demam Halyu Wave. Dia adalah seorang yang menurut saya freak banget sama Korea Selatan. Bahkan, dia mungkin sudah mengagumi Korea Selatan sejak kecil. Dia adalah sosok Jun (nama aslinya Junaedi), yang dikisahkan belum juga memiliki jodoh. Bahkan pekerjaan pun dia belum begitu mapan, kasihan sekali tokoh utama novel ini diceritakan sangat miskin banget, sampai-sampai dia harus numpang kerja di temannya.

Alkisah, sewaktu mimpinya telah mencapai klimaks paling bombastis dalam kehidupannya, Jun mendapatkan kesempatan emas untuk pergi ke Korea Selatan, karena dia menang lotre atau semacamnya, itu membuat dia sangat senang. Tapi, tidak dengan orangtua tunggalnya (ibunya) plus keempat saudara wanitanya, mereka berpikir, seharusnya Jun lebih memikirkan jodoh. Karena bahkan saudaranya ada yang hendak melangkahinya. Mereka semua dalam keadaan genting, tentu saja kecuali Jun yang dalam keadaan paling berbahagia (meskipun dia belum dapat jodoh, meskipun usianya sudah gak muda lagi).

Jun yang sudah tidak bisa menyia-nyiakan golden tiket itu akhirnya pergi ke Korea Selatan. Sedangkan, orang-orang di rumahnya malah akan menjodohkan Jun dengan seseorang seketika saat Jun pulang. Padahal, Jun punya rencana ketika dia di Korea Selatan sana, ia akan mencari jodoh. Sungguh, dia akan serius mencari jodoh di sana, mati-matian.

Nah, saat di Korea Selatan sanalah konflik serius mulai bermunculan: pertama adalah Jun mengalami demam seorang traveler, awalnya ia menikmati perjalanan, namun semuanya harus hancur berantakan karena ia kehilangan semua barang-barangnya, akibat dia ceroboh. Kedua, Jun ditolong oleh seorang gadis bernama Erin, ternyata tak disangka Erin adalah gadis yang selama ini Jun gauli di dunia maya, lewat game online-lah mereka bertemu, tetapi Erin punya latar belakang hidup yang begitu mengejutkan Jun. Dan yang terakhir adalah konflik muncul di biduk rumah tangga teman Jun, dimana sang istri teman Jun diduga punya rasa pada Jun sehingga teman Jun itu hendak menyusul Jun ke Korsel sana demi mengonfirmasi tentu sambil membawa istrinya. Lalu bagaimanakah Jun menikmati liburannya di Korea Selatan sementara ia dihadapankan dengan banyak realita pahit di depannya? Sanggupkah ia menemukan jodohnya di sana? Apakah Erin akan menjadi jodoh Jun kelak?

Awalnya saya bingung novel A Piece of Love in Korea ini genrenya apa. Kalau dibilang romance, rasanya gak cinta-cintaan banget, tapi kalo dibilang komedi, kurang ngocol juga sih tulisannya. Jadi, bisalah dikasih label komedi cinta. Porsi cinta sama lucunya dibagi dua pas.

Tentang alurnya, tentu aja novel ini punya kekuatan di alur maju mundurnya, tapi bisa dibilang alur mundurnya ada buat memperkuat plot cerita sih. Contohnya jalinan kisah antara Erin, Jun, plus istri temen Jun. Mereka pada akhirnya punya benang merah yang kuat satu sama lain. Bisa dibilang novel ini punya kekuatan di sisi tersebut.

Terus gimana settingnya? Korsel di buku ini saya rasa belum di-explore begitu tajam sih. Saya nyoba bandingin sama novel Koreanya Orizuka jauh banget. Mungkin gara-gara di novel ini gak banyak spot Korsel yang disorot kali ya? Hemm ... kasih merah buat setting deh.

Next, penokohan. Buku ini dengan tokoh-tokohnya yang jenaka, galau, dan lain sebagainya saya rasa kurang begitu cocok dengan usia mereka. Bisa dimaklumi kali ya karena novel ini mengusung komedi cinta sebagai fondasinya, jadi begitulah yang namanya penokohan semuanya dibikin ajaib-ajaib, tapi gak begitu parah juga ya karena novel ini tetep mengedepankan kualitas romance-nya yang gak bisa disisihkan porsi besarnya.

Untuk ending, sayang bangetlah tujuan utama si tokoh utama kurang terselesaikan dengan baik. Saran aja sih, mungkin kalau emang endingnya mau dibikin begitu, coba kasih cerita tentang akhir perjalanan Jun, Erin, lebih tajam lagi biar kesannya gak terlalu gantung.

Dan yang terakhir adalah amanah novel. Mungkin yang pengen dijelasin dari novel ini adalah tentang kenyataan yang selamanya gak sesuai sama keinginan kita, adakalnya kita perlu realistis, dan tentu aja gak ngebuat semuanya jadi beban dalam hidup. Intinya sih begitu ....

Novel ini hadir sebagai alternatif menjamurnya novel-novel Korea yang kadang ceritanya terlalu sentral ama tokoh-tokoh yang sempurna. Novel ini punya keunikan sendiri, pokoknya recomended banget buat siapa aja yang jenuh sama plot novel-novel Korea kebanyakan. Silakan diburu di tobuk atau ke web penerbitnya langsung. Semoga suka sama ceritanya ....[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)