Langsung ke konten utama

Kenangan Tentang Sepukat Mimpi




Sebenarnya dengan tergesa-gesa waktu itu aku datang ke sekolah dengan membawa mimpiku yang hampir pudar. Hari itu bertepatan dengan pembagian raport yang kusangka awalnya akan baik-baik saja. Tetapi, seperti yang akan kuduga sebelumnya bahwa nilai-nilaiku tidak akan naik sedrastis dulu mengingat banyaknya ulangan-ulangan yang aku lalui tidaklah semulus yang aku bayangkan.



Oh iya, hari ini pun bertepatan dengan acara tahunan yang digelar berkala oleh sekolah, yah acara itu adalah porak-poranda, nama aslinya bukanlah begitu, tetapi sepertinya kamu tahu apa nama yang lebih tepatnya.
Sebuah acara pertandingan olahraga yang diikuti oleh warga seluruh sekolah, hemmm... sebenarnya cuma oleh siswa-siswinya saja sih, hehehe .....



Dan apa yang bisa aku dapatkan dari kejadian yang satu ini adalah aku hanya bisa menjadi pemandu sorak yang super freak akan kelasnya, apa kamu bisa bayangkan seberapa kerasnya suaraku saat itu? Melebihi suara toa masjid desaku sendiri. Miris? Tidak, karena ini hanya hiburan semata. Toh, yang bisa dipetik dari kejadian ini adalah makna sportivitas dan bagaimana kita menjadi pendukung yang baik.



Hemmm... Maaf jika aku banyak bergumam, karena aku menuliskan ini sembari meminum satu cangkir kopi panas yang sengaja kucampur dengan lelehan coklat dan kayu manis. Pada akhirnya kelas yang kufoto ini berhasil untuk memenangkan pertandingan itu untuk ketiga kalinya. Hebat? Tidak, karena kami cuma bisa merendah. Sesungguhnnya, kami tidaklah apa-apa jika tak saling dukung satu sama lain ...



Lalu, bagaimana dengan mimpi yang ingin kuceritakan seperti yang kukatakan di awal-awal tadi? Tenang, akan kubicarakan pada kubikel kisah selanjutnya ....



Desember, 2012 (saat porak bertepatan dengan pembagian nilai semester kelima)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)